Minggu, 21 April 2013

tugas ke 3

Indonesia Jadi Pusat Pengembangan Vaksin
Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat peneliti dan pengembangan vaksin. Selain itu, Indonesia juga dapat berperan sebagai mitra untuk untuk penelitian vaksin baru bagi Negara berkembang.
Hal itu dikatakan Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero), M. Rahman Roestan di kantornya di Jln Pasteur Bandung, Kamis(11/10), di sela sela persiapan PT Bio Farma sebagai tuan rumah pertemuan tahunan ke-13 Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DVCMN).
Kami berharap dengan terselenggaraannya acara DCVMN ke-13, Indonesia bias menjadi mitra untuk Negara-negara berkembang dan Negara islam. Terutama dalam penelitian dan pengembangan vaksin baru.  Pertemuan ini akan dihadiri oleh lebih dari 37 produsen vaksin dari 14 negara berkembang di dunia, kata Rahman.
Seluruh produsen vaksin yang berkembang dalam DCVMN memiliki tujuan utama untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas vaksin yang diproduksi Negara berkembang. Dengan cara tersebut diharapkan pencapaian  masyarakat yang sehat di Negara berkembang dapat tercapai.
Tujuan dari pertemuan tersebut untuk memerangi penyebaran penyakit infeksi yang masih berwabah  di beberapa Negara berkembang. Penanggulangan penyebaran dilakukan dengan peningkatan  kapasitas dan kualitas vaksin, ujarnya.
Selain itu, untuk meningkatkan  penelitian dan pengembangan vaksin berkualitas tinggi secara efektif dalam jangka penjang.  Dengan begitu bias memenuhi target dari program imunisasi nasional bagi Negara berkembang.
Hingga saat ini, vaksin yang beredar di dunia merupakan hasil produksi beberapa Negara maju dengan harga mahal. Kondisi ini sulit untuk di jangkau Negara-negara berkembang, tuturnya.
Negara berkembang yang tergabung dalam DCVMN berkomitmen  memiliki kemandirian dalam menghasilkan vaksin buatan Negara  mereka sendiri dengan harga terjangkau bagi Negara berkembang lainnya. Cara ini diharapkan bias melepaskan dari ketergantungan diri Negara- egara maju.
Sejarah Dan Perkembangan Vaksin
Posted By Admin
Wednesday, 19/10/12:05 AM
Vaksin menerobos dunia modern pertama kali pada tahun http://warkopmbahlalar.com/wp-content/uploads/2011/10/Vaksin.jpg1796, ketika Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris, meneliti seorang pekerja harian yang terkena penyakit cacar, dengan diimunisasi dengan cacar sapi ringan. Dia mengambil beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskan di permukaan lengan anak berusia 8 tahun. Empat pulah delapan (48) hari kemudian Jenner memberi nama “vaksin” (bahasa latin dari Sapi). Sejak saat itu vaksin mengalami perkembangan baik dari cara menentukan epitop imunodominan, strategi perbanyakan protein maupun cara aplikasinya.
Selanjutnya tahun 1886 Salmon dan Smith di Amerika Serikat telah memperkenalkan macam vaksin inaktif dengan menggunakan bakteri vibrio cholera yang dimatikan dengan pemanasan.
Terobosan baru lainnya datang pada akhir abad 19, ketika Louis Pasteur seorang ahli kimia dari Perancis, mengembangkan tehnik kimia untuk mengisolasi virus dan melemahkannya, yang efeknya dapat dipakai sebagai vaksin. Sebelum vaksinasi memancing kontroversi. Pasteur pertama kali mencatat, memasukkan vaksin rabies ke tubuh manusia yang mendapat protes keras oleh ahli jiwa dan masyarakat. Dan Jka Pemikiran Salafi  di terapkan dengan Konskuen, masalah ini juga harus di anggap Bid’ah, sebab Rosulullah telah mencontohkan Pengobatan, bukankah Ketika Sunnah di Matikan maka Akan tumbuh sebuah Bid’ah? dan seperti yang sudah terkenal, mereka ini punya konsep Memahami Hadits Tentang Bid’ah sendiri?
Upaya untuk menggalakkan imunisasi di Inggris yang menurun pada abad tersebut merupakan kenyataan pahit akibat dari penentangan/protes terhadap imunisasi. Meskipun Inggris menghadapi resiko serius terhadap penyakit Tipus yang mewabah di medan perang Boer (Afrika Selatan).
Pada perubahan jaman ini, peneliti lainnya telah mengembangkan vaksin yang tidak aktif untuk melawan Tipus, wabah Rabies dan Kolera. Pada pertengahan tahun 1920-an, vaksin telah dikembangkan untuk melawan Dipteri (penyakit yang sering menyebabakan kematian pada anak-anak) dan Pertusis.
Dua tim ahli dipimpin oleh Jonas Salk and Albert Sabin mengembangkan vaksin Polio. Vaksin untuk mencegah Polio, digunakan untuk membunuh virus, dipatenkan pada tahun 1954 dan digunakan untuk kampanye imunisasi. Kurang dari enam tahun, kasus Polio menurun 90%. Tetapi vaksin Salk tidak melengkapi imunisasi secara menyeluruh untuk semua jenis virus Polio. Pada tahun 1961, Sabin telah mengembangkan vaksin oral yang bekerja secara aktif (hidup) berupa virus yang telah dilemahkan, untuk menggantikan imunisasi dengan suntik jenis Salk di Amerika Serikat. Pada tahun 1960-an, vaksin digunakan secara rutin dan tidak menyebabkan kontroversi pada masyarakat dan paramedis, dan vaksin virus aktif (hidup) telah dikembangkan untuk Campak (1963), Rubella/ campak Jerman (1966) dan penyakit Gondong (1968).
Bahaya Serangan DPT (Mary H. Cooper, 1995)
Pada awal tahun 1980-an, wabah infeksi yang membunuh ratusan anak-anak tiap tahun telah mencemaskan orang tua. Sebagian kecil orang tua merasa anaknya menderita akibat vaksin yang diberikan tidak aman bagi anak mereka terutama DPT. Di antara mereka adalah anggota National Vaccine Information Center (NVIC)
Pada tahun 1982. Fisher dan para ibu menemukan kelompok pembela yang tergabung dalam NVIC dan meyakinkan kongres untuk menyediakan vaksin DPT yang aman.
Pada tahun 1991, Fisher mendokumentasikan perkembangan vaksin DPT dalam “A Shot in the Dark” (menyerang dalam kegelapan), dan menerangkan bagaimana lebih banyak racun pertusis menyebabkan banyak masalah, dan mengapa diamankan dan tidak dipasarkan secara luas di Amerika Serikat.
Tidak tahu secara pasti mengapa pemerintah Amerika Serikat menarik vaksin DPT dari pasaran pada tahun 1996 dan merekomendasikan dokter menutup vaksin jenis DTP. Hanya 6-7 persen dari vaksin pertusis di Amerika Serikat masih mengandung DPT. Tetapi itu telah digunakan secara luas di masyarakat dunia ketiga (negara berkembang).
Pada masa pemerintahan Clinton telah diijinkan untuk memperpanjang program vaksinasi untuk masyarakat miskin dan merekomendasikan ijin baru untuk memperbaiki tingkat vaksinasi. Sejak tahun 1994, program vaksinasi telah dijalankan dalam pemerintahan untuk anak-anak miskin secara Cuma-Cuma.
Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”. Berasal dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.).
Jenis-Jenis Vaksin :
Berdasarkan bahan imun yang digunakan ada dua jenis vaksin, yaitu:
Attenuated whole-agent vaccines
· Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang
· Virus yang telah dilemahkan tersebut dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosis asli, dan berperan sebagai imunisasi ulangan.
· Keefektifan dapat mencapai 95%
· Seringkali tidak memerlukan imunisasi ulangan
· Tidak disarankan untuk pasien kompromis
· Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid
Vaksin hidup terbuat dari virus hidup yang diatenuasikan dengan cara pasase berseri pada biakan sel tertentu atau telur ayam berembrio. Dalam proses ini akumulasi dari mutasi umumnya menyebabkan hilangnya virulensi virus secara progresif bagi inang aslinya. Didalam vaksin mengandung virus hidup yang dapat berkembang biak dan merangsang respon imun tanpa menimbulkan sakit.

Inactivated whole-agent vaccines
· Memakai mikroba yang sudah dibunuh dengan formalin ataupun fenol
· Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid
Vaksin inaktif dihasilkan dengan menghancurkan infektivitasnya sedangkan imunogenitasnya masih dipertahankan dengan cara:
· Fisik misalnya dengan pemanasan, radiasi
· Chemis, dengan bahan kimia fenol, betapropiolakton, formaldehid, etilenimin.
Dengan perlakuan ini virus menjadi inaktif tetapi imunogenitasnya masih ada. Vaksin ini sangat aman karena tidak infeksius, namun diperlukan jumlah yang banyak untuk menimbulkan respon antibodi.
Vaksin sub unit
Vaksin sub unit merupakan vaksin yang dibuat dari komponen virus Teknik yang relatif baru dalam produksi vaksin adalah dengan melakukan kloning dari gen virus melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe.
Vaksin sub unit merupakan vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dari mikroorganisme yang imunogenik secara alamiah misalnya hepatitis B, atau virus yang dipisahkan dengan detergen misalnya influensa.
Vaksin idiotipe
Vaksin idiotipe merupakan vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik.
Vaksin DNA
Vaksin DNA (naked plasmid DNA) , suatu pendekatan yang relatif baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon kedalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan kedalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler .
Beberapa kelemahan vaksin DNA bahwa kemungkinan DNA dalam vektor plasmid akan berintegrasi kedalam genom host/inang, kemungkinan akan menginduksi tumor atau menginduksi terbentuknya antibodi terhadap DNA. Selain itu vaksin DNA dapat menginduksi respon imun seluler yang kuat tidak hanya terhadap antigen mikroba melainkan juga terhadap antigen inangnya. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui keamanan vaksin DNA yang efektif terhadap patogen intraseluler.
Imunisasi yang Menumbuhkan Kekebalan
Pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu disebut Vaksinasi. Disebut juga Imunisasi karena vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Sistem kekebalan mengenali partikel vaksin sebagai agen asing, menghancurkannya, dan “mengingat”-nya. Ketika di kemudian hari agen yang virulen menginfeksi tubuh, sistem kekebalan telah siap:
1. Menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki sel; dan
2. Mengenali dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi sebelum agen ini dapat berbiak.
Imunisasi dibedakan dalam dua jenis, imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Pada imunisasi aktif, tubuh ikut berperan dalam membentuk kekebalan (imunitas). Tubuh seseorang dirangsang untuk membangun pertahanan imunologis terhadap kontak alamiah dengan berbagai penyakit. Sedangkan dalam imunisasi pasif, tubuh tidak dengan sendirinya membentuk kekebalan, tetapi diberikan dalam bentuk antibodi dari luar.
Seseorang yang mempunyai risiko terjangkit penyakit tertentu, diberi antibodi yang spesifik. Umumnya bayi dan anak diberi imunisasi aktif karena imunisasi jenis ini memberi kekebalan yang lebih lama. Sedangkan imunisasi pasif hanya diberikan dalam keadaan sangat mendesak, yakni jika tubuh anak diduga belum mempunyai kekebalan ketika terinfeksi oleh kuman penyakit ganas, seperti tetanus.
Tapi tak jarang pula imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu bersamaan. Misalnya, seorang anak yang terserang penyakit tertentu akan memperoleh imunisasi pasif untuk segera menetralisir racun kuman yang beredar. Sedangkan imunisasi aktif diberikan juga untuk mendapatkan kekebalan setelah sembuh dari penyakit tersebut. Kedua jenis imunisasi tersebut juga berbeda dalam segi bahan bakunya. Dalam imunisasi aktif, tubuh diberi sebagian atau seluruh komponen kuman atau suatu bentuk rekayasa kuman sehingga terjadi rangsangan kekebalan tubuh (imunologik) yang menyerupai respon terhadap infeksi alamiah oleh kuman itu. Sedangkan respon dalam tubuh itu sendiri bisa berupa terbentuknya antitoksin (zat anti terhadap racun yang dibuat oleh mikroorganisme) atau bentuk lain yang efeknya menetralisir kuman.
Dalam imunisasi pasif, tubuh diberi antibodi spesifik (sudah siap pakai) yang dapat habis dalam tubuhnya. Beberapa imunisasi dapat membentuk kekebalan tubuh seumur hidup, seperti campak. Namun ada pula bentuk imunisasi yang memberikan kekebalan tubuh dalam jangka waktu tertentu. Misalnya saja, DPT (difteri, pertusis, tetanus) dan polio. Efektivitas suatu imunisasi aktif dapat diukur dengan memeriksa adanya proteksi terhadap suatu penyakit yang dituju. Pemeriksaan imunoglobin sering dipakai untuk pembuktian terjadinya proteksi terhadap penyakit tertentu. Tetapi bukan merupakan jaminan mutlak, karena pada keadaan tertentu kadar imunoglobin tidak dapat digunakan sebagai patokan terjadinya proteksi.Pada dasarnya ada vaksin yang dibuat dari kuman yang dilemahkan atau dimatikan. Kuman yang dimatikan ini tidak dapat berkembang biak (replikasi) dalam tubuh manusia, sehingga untuk merangsang pembentukan antibodi diperlukan dalam jumlah banyak. Selain itu, secara berkala dibutuhkan juga pemberian vaksin ulangan untuk memperkuat antibodi.

Tujuan imunisasi:
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Manfaat Imunisasi
1. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
Sasaran Imunisasi
1. Bayi (0-11 bulan)
2. Ibu hamil (0-8 bulan)
3. Wanita usia subur
4. Anak SD kelas I dan VI
5. Orang yang akan bepergian ke daerah endemic penyakit
Jenis-Jenis Imunisasi

Imunisasi polio
Imunisasi BCG
Imunisasi DPT
Imunisasi DT
Imunisasi TT
Imunisasi Campak
Imunisasi Hib
Imunisasi MMR
Imunisasi Varisella
Imunisasi HBV
Perkembangan Polio Secara Global

posted November 28, 2012 / No Comments
Oleh : Robert Herriman
Penyakit serius dan menular polio telah hilang di Amerika Serikat selama 30 tahun. Polio menyebar di tiga negara dan kadang muncul di negara-negara non-endemik.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan para wisatawan yang berasal dari negara-negara endemik dan non-endemik untuk segera mendapatkan vaksin polio sebelum melakukan keberangkatan. Hal ini, berdasarkan pemberitahuan traveling dari CDC pada tanggal 19 November.
Beberapa daftar Negara yang perlu mendapatkan vaksin polio sebelum melakukan perjalanan, seperti Afganistan,  Angola, Benin, Burkina Faso, Burrundi,  Republik Afrika Tengah, Chad, Cina, Kongo, India, Iran, Mali, Niger, Nigeria,  Pakistan, Ruanda, Sudan dan Sudan Selatan, Tajikistan, Tanzania, Turkmenistan, Uzbekistan, Uganda serta Zambia.
Secara global,  menurut Global Polio Eradication Initiative, jumlah kasus polio menurun secara signifikan dibandingkan pada tahun 2011.  Pada tanggal 14 November, telah dilaporkan sejumlah 187 kasus polio, menurun dari 520 kasus pada waktu yang sama di tahun 2011. Penurunan jumlah kasus polio ini memberikan harapan pada para ahli bahwa penyakit yang melemahkan ini akhirnya dapat di berantas. Lalu, muncul 182 kasus yang berasal dari 3 negara endemik, yaitu Nigeria (101), Pakistan (54) dan Afganistan (27).  Lima kasus lainnya dilaporkan datang dari satu negara non endemik, yaitu Chad.
Polio  disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2 dan 3. Ketiga virus ini merupakan virus paralisis dengan virus polio liar tipe 1 yang paling sering di isolasi dari kasus-kasus paralisis. Infeksi virus ini paling banyak menyebar melalui kotoran. Namun, di tempat-tempat sanitasi yang sangat baik, penularan sekresi tenggorokan masih dapat terjadi.
Polio dikenali pada sekitar 1 persen dari infeksi oleh kekakuan paralisis, sementara lebih dari 90 persen dari infeksi yang tak terlihat. Kelumpuhan poliomyelitis biasanya berbentuk asimetris dan tempat kelumpuhan tergantung pada lokasi kerusakan sel saraf pada tulang belakang atau batang otak. Biasanya kaki lebih sering terserang daripada lengan oleh penyakit ini.

tugas ke 3

Perkembangan Polio Secara Global

Oleh : Robert Herriman
Penyakit serius dan menular polio telah hilang di Amerika Serikat selama 30 tahun. Polio menyebar di tiga negara dan kadang muncul di negara-negara non-endemik.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan para wisatawan yang berasal dari negara-negara endemik dan non-endemik untuk segera mendapatkan vaksin polio sebelum melakukan keberangkatan. Hal ini, berdasarkan pemberitahuan traveling dari CDC pada tanggal 19 November.
Beberapa daftar Negara yang perlu mendapatkan vaksin polio sebelum melakukan perjalanan, seperti Afganistan,  Angola, Benin, Burkina Faso, Burrundi,  Republik Afrika Tengah, Chad, Cina, Kongo, India, Iran, Mali, Niger, Nigeria,  Pakistan, Ruanda, Sudan dan Sudan Selatan, Tajikistan, Tanzania, Turkmenistan, Uzbekistan, Uganda serta Zambia.
Secara global,  menurut Global Polio Eradication Initiative, jumlah kasus polio menurun secara signifikan dibandingkan pada tahun 2011.  Pada tanggal 14 November, telah dilaporkan sejumlah 187 kasus polio, menurun dari 520 kasus pada waktu yang sama di tahun 2011. Penurunan jumlah kasus polio ini memberikan harapan pada para ahli bahwa penyakit yang melemahkan ini akhirnya dapat di berantas. Lalu, muncul 182 kasus yang berasal dari 3 negara endemik, yaitu Nigeria (101), Pakistan (54) dan Afganistan (27).  Lima kasus lainnya dilaporkan datang dari satu negara non endemik, yaitu Chad.
Polio  disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2 dan 3. Ketiga virus ini merupakan virus paralisis dengan virus polio liar tipe 1 yang paling sering di isolasi dari kasus-kasus paralisis. Infeksi virus ini paling banyak menyebar melalui kotoran. Namun, di tempat-tempat sanitasi yang sangat baik, penularan sekresi tenggorokan masih dapat terjadi.
Polio dikenali pada sekitar 1 persen dari infeksi oleh kekakuan paralisis, sementara lebih dari 90 persen dari infeksi yang tak terlihat. Kelumpuhan poliomyelitis biasanya berbentuk asimetris dan tempat kelumpuhan tergantung pada lokasi kerusakan sel saraf pada tulang belakang atau batang otak. Biasanya kaki lebih sering terserang daripada lengan oleh penyakit ini.

perkembangan alat alat kesehatan

Kesehatan

Alat - Alat Kesehatan


Bagi seseorang yang bekerja di dunia medis/dunia kesehatan, alat - alat kesehatan merupakan sesuatu yang mutlak harus dikenal dan untuk beberapa profesi juga harus memiliki alat - alat kesehatan. Terlebih bagi seorang dokter, alat - alat kesehatan harus selalu tersedia di ruang praktek. Selain itu, mereka juga harus mengikuti perkembangan alat - alat kesehatan. Karena sudah pasti alat - alat kesehatan akan mengikuti perkembangan teknologi.
 
Berikut ini adalah alat - alat kesehatan yang bisa kita dapatkan di sekitar kita:
 
# ALAT PENGUKUR TEKANAN DARAH
 
 
 
 
Alat pengukur tekanan darah atau yang biasa dikenal dengan tensimeter merupakan alat kesehatan basic yang harus dimiliki bukan hanya oleh dokter tapi juga terkadang rumah tangga yang peduli dengan kesehatan pasti selalu menyediakan alat ini di rumah. Bila dulu untuk mengukur tekanan darah menggunakan alat manual, maka saat ini sudah terdapat tensimeter berbentuk digital yang hasilnya lebih akuran dan cara penggunaannya lebih praktis.
 
# ALAT PENGUKUR GULA DARAH
 
 
 
Biasanya alat kesehatan ini dimiliki oleh keluarga yang anggota keluarganya terkena penyakit Diabetes Melitus atau biasa juga ditemui di pusat - pusat kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, dll. Alat pengukur gula darah terbaru biasanya juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mengukur kadar kolesterol dan juga asam urat.
 
# STETHOSCOPE
 
 
 
Ini juga merupakan alat kesehatan yang mutlak harus dimiliki oleh dokter dan tenaga kesehatan yang lain. Alat ini digunakan untuk mendengarkan bunyi yang timbul dari dalam rongga tubuh  yang akhirnya digunakan sebagai dasar untuk mempelajari serta mendeteksi penyakit pasien.
 
# HEAD BAND, HEAD LAMP, HEAD MIRROR
 
 
 
Fungsi dari alat ini adalah untuk memeriksa rongga tenggorokan, rongga telinga, mata, dll. Selain sebagai alat kedokteran, alat ini juga digunakan para pekerja tambang yang berfungsi sebagai penerangan.
 
# TONGUE SPATEL
 
 
 
Alat ini digunakan untuk menekan lidah pasien sehingga keadaan di dalam tenggorokan bisa terlihat dengan jela

Minggu, 07 April 2013

perkembangan iptek di dunia kesehatan




1. Kemajuan teknologi di bidang kesehatan tulang
Sejak tahun 2003, Pusat Teknologi Material (PTM) BPPT telah melakukan pengembangan biomaterial untuk aplikasi kesehatan. Kegiatan yang dilakukan antara lain, melakukan uji toksisitas dan biokompatibilitas hidroksiapatit (HA) berbahan dasar mineral alam (batu gamping dan koral) untuk bone filler (pengisi tulang), melakukan desain dan pembuatan komponen pelat implan berbasis stainless steel sebagai bone substitute (pengganti tulang), serta melakukan desain proses pembuatan semen tulang Polymethylmethacrylate (PMMA) untuk tujuan bone cement (semen tulang). HA, merupakan suatu kalsium fosfat yang banyak digunakan sebagai material pengganti tulang karena kemiripannya dengan struktur kimia tulang dan jaringan keras pada mamalia. Material ini dapat mendorong pertumbuhan tulang baru, serta mempercepat proses penyatuan tulang. Mahalnya bahan dasar bone filler impor yang berupa serbuk kalsium dan fosfat, membuat PTM BPPT berinisiatif untuk mengembangkan bahan dasar HA dari bahan baku lokal yaitu gamping. Dari uji toksisitas yang dilakukan, ditemukan bahwa HA yang dihasilkan tidak menimbulkan racun sehingga aman untuk digunakan. Selain itu dari uji biokompatibilitas, dapat diketahui juga bahwa HA ini mampu berinteraksi dengan jaringan tubuh makhluk hidup dengan baik. PTM juga mengembangkan bone filler yang mempunyai kandungan obat didalamnya. Jadi dengan memasukan bone filler tersebut ke dalam tulang, maka obat dapat mengalir langsung ke tulang yang berpenyakit sehingga hasilnya akan lebih cepat terasa tambahnya. Selain HA untuk bone filler ,sejak tahun 2007 PTM BPPT juga mengembangkan Polymethylmethacrylate (PMMA)/bone cement polimer untuk mengisi celah-celah persendian buatan dalam proses implantasi sendi putar. “Kami menggunakan teknologi reverse engineering, yakni meneliti komposisi bone cement komersil yang dipasarkan di luar negeri, untuk kemudian dilakukan studi literaturnya yang hasilnya kita gunakan untuk mengembangkan PMMA ini. PMMA yang dihasilkan BPPT memiliki sifat-sifat tidak jauh dari produk komersil yang sudah ada. Diantaranya yaitu elastisitas, sifat kimia dan fisikanya serta kemampuan dalam pengeringan. Saat ini bahan yang digunakan masih impor, namun Dwi mengharapkan ke depan dapat mengembangkan PMMA berbahan baku lokal. Saat ini di Indonesia belum ada industri alat kesehatan maupun industri farmasi yang memproduksi bone filler dan bone cement. Hal ini disebabkan pihak industri menganggap market untuk kedua produk kesehatan ini kecil.Jika ditilik lebih jauh, HA selain dapat digunakan sebagai bahan dasar bone filler, juga dapat digunakan sebagai bahan tambahan pasta gigi untuk memperbaiki email gigi yang rusak, bahan anti-aging dalam kosmetik dan bahan pemurnian air.
Pengembangan lainnya
Indonesia memiliki sumberdaya pasir besi yang sangat berlimpah. Untuk itu kami di PTM, juga melakukan kegiatan pengembangan bone substitute berbahan dasar baja stainless tipe SS316L. Tipe ini dipilih karena ketahanannya yang tinggi terhadap karat. Pengembangannya saat ini sudah sampai pada tahap uji toksisitas dan uji inflamasi interaksi jaringan. Melihat potensi pasar yang ada, BPPT telah mensosialisasikan bone filler dan bone cement pada industri dan pihak-pihak yang terkait di Indonesia. Sedangkan untuk bone substitute, sudah ada industri di Surabaya yang memproduksinya. Pada industri tersebut, selain memberikan problem solving mengenai bahan baku baja stainless yang selama ini masih harus impor, BPPT juga memberikan solusi teknologi alternatif dalam membuat produk alat kesehatan yakni dengan teknik pengecoran. Kelebihan dari teknik pengecoran dibanding teknik machining yang selama ini mereka terapkan adalah tidak menimbulkan limbah dalam jumlah besar. Ke depan, kami akan mengembangkan implant skrup berbahan baku polimer yang mempunyai kelebihan dapat langsung ditanam ke dalam tubuh tanpa harus diambil kembali. Sebenarnya di luar negeri pun sudah ada produk komersial implant skrup yang berbahan baku titanium, hanya saja harganya sangat mahal. Jika kita mengembangkan sendiri implant skrup ini, tentunya harganya akan menjadi lebih terjangkau, sekaligus juga kita berkontribusi dalam memajukan teknologi alat kesehatan nasional.



2. Kemajuan teknologi di bidang kesehatan gigi
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan di Singapura adalah di bidang kesehatan gigi. Jangan khawatir, di Singapura, yang ompong kini bisa tersenyum manis menggunakan gigi implan. Seperti apa implan itu dilakukan? Berikut liputannya.       Senyum yang indah merupakan sesuatu yang terpancar dari dalam diri, lebih dari sekadar putih berkilau atau gigi yang rapi. Itu merupakan masalah kesejahteraan fisik dan mental. Didapat dari perilaku hidup yang sehat, menu makan seimbang, olahraga rutin, kesehatan gigi yang baik, sampai pemikiran yang positif dan sehat. Itulah yang diyakini Specialist Dental Group Singapura.     Dimulai sejak 30 tahun silam dengan nama Henry Lee Dental Surgery, klinik itu diberi nama baru pada 2008: Specialist Dental Group. Menurut direktur klinik, Dr Ansgar C Cheng dan Dr Neo Tee Khin, nama baru itu merefleksikan keluasan dan kedalaman dari multidisiplin tim dokter yang dapat menyediakan pelayanan perawatan gigi menyeluruh dalam satu tempat. Dalam kunjungan media familiarisation Singapore Tourism Board (STB), sejumlah media mendapat kesempatan bertemu langusung dengan dua pimpinan Specialist Dental Group tersebut. Dr Cheng menjelaskan tentang inovasi dan terobosan terbaru dalam kedokteran gigi. Mengganti gigi dengan dental implants bukan sesuatu yang aneh. Siapa saja bisa mengganti gigi menggunakan teknologi mutakhir tersebut. Anda bisa menemukannya di Specialist Dental Group di Mount Elizabeth Medical Centre, tak jauh dari pusat perbelanjaan Orchard Road di Singapura. Mereka memiliki teknologi dan keahlian dalam menempatkan implan gigi lebih cepat. Implan instan adalah trademark dari klinik Specialist Dental Group yang merupakan solusi untuk mendapatkan gigi baru dalam beberapa hari. Grup itu telah menerbitkan banyak artikel klinis tentang prosedur tersebut dan memiliki tingkat kesuksesan tinggi. Teeth-in-an-hour implan menggabungkan pasien CT scan dan software tiga dimensi atau 3D untuk merencanakan operasi sebelumnya dan prosedur yang sebenarnya dapat diselesaikan dalam waktu sekitar satu jam. Pasien keluar dari klinik dengan gigi baru mereka pada akhir prosedur. Lalu merapikan gigi (hampir) tak terlihat. Invisalign adalah cara baru untuk meratakan susunan gigi menggunakan aligner (pelurus) bening yang bisa dilepas. Perencanaan dilakukan menggunakan software 3D dan aligner akan dicetak. Perawatan lebih estetis, nyaman, dan kesehatan gigi juga lebih terjaga, karena aligner dapat dilepas saat pasien makan dan dipakai kembali setelah menyikat gigi. Itu berarti mengurangi kunjungan ke dokter gigi. Tak hanya itu, pilihan lain ada gummy smile. Gigi dapat diperbaiki dengan bedah plastik gusi. Orang-orang yang menunjukkan terlalu banyak gusi ketika mereka tersenyum kini memiliki solusi dengan perawatan gummy smile. Prosedur itu melibatkan beberapa tim spesialis, yaitu periodontis (spesialis gusi), prosthodontis (spesialis penggantian gigi), orthodontis (spesialis kawat gigi), dan ahli bedah mulut, untuk membantu mengubah senyuman seseorang. Lalu bagaimana pula di Pasific Healtcare? Pasific Healtcare Holdings (PHH) adalah kelompok penyedia jasa kesehatan yang berkembang pesat dan dinamis. Mereka juga telah membangun reputasi yang kuat dalam menyediakan pelayanan perawatan kesehatan berkualitas premium, yang berintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu. Saat ini kelompok PHH berkembang dan meluas untuk menjadi pemain utama dalam layanan kesehatan di wilayah regional, dengan pusat medis dari Cina ke India. Layanan mencakup layanan spesialis dan gigi seperti halnya layanan diagnostik dan keafiatan. Fasilitas yang ada termasuk pusat bedah satu hari (tanpa opname), fasilitas pencitraan radiologi, laboraturium gigi, panti jompo, dan farmasi. Di Singapura, PHH merupakan penyedia jasa kesehatan nonrumah sakit terbesar. Menempati ruangan dengan luas lebih dari 2.100 meter persegi yang berada di jantung pusat perbelanjaan Singapura, Orchard Road. Cukup banyak pasien yang datang ke tempat itu dari berbagai negara. Mereka juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta dan Ho Cho Minh. Menggunakan teknologi maju, ahli bedah gigi Pasific Healthcare menyediakan layanan kesehatan gigi secara umum, kosmetik, dan tanam untuk membantu Anda mendapatkan senyum yang lebih menarik. “Kita bisa membantu Anda mendapatkan senyum yang lebih menarik,” kata Dr William Chong, CEO of Pasific Healthcare Holding Ltd. Kompetensi dari kelompok Pasific Healthcare adalah dalam perawatan kesehatan spesialis, mencakup bidang bedah plastik, gigi tanam, dan kosmetik. Ada juga kebidanan dan kandungan. Lalu jantung dan kedokteran estetik. Ada dua rumah sakit lain di Singapura yang juga menawarkan kecanggihan di bidang medis, yakni KK Women’n an Children’s Hospital dan Changi General Hospital. Di KK Women’n an Children’s Hospital, disuguhkan terobosan baru dalam bedah ginekologi. Bedah mencakup bedah laparoskopi port tunggal untuk operasi besar ginekologi. Lalu fertiloskopi (bedah tak berbekas) sebagai modalitas pemeriksaan awal fertilitas dan kehamilan ektopik dini serta bedah ginekologi ringan seperti pemboran indung telur dan adhesilisis sederhana. Dalam bedah laparoskopoi port tunggal, pengukuran titik entri tunggal 2 cm pada bagian perut. Dibandingkan bedah laparoskopi konvensional, memerlukan 3 atau 4 insisi kecil. Pasien akan mendapatkan manfaat dari komesis yang lebih baik, karena cara itu tidak meninggalkan bekas operasi yang kentara seperti pada tindakan laparoskopi multiport. Manfaat potensial lainnya mencakup rasa nyeri berkurang pascaoperasi, waktu penyembuhan lebih cepat, komplikasi berkurang, dan hasil kosmetik yang lebih baik.        Jenis operasi apa saja yang dapat dilakukan dengan menggunakan bedah laparoskopi port tunggal? Menurut Dr Low Yee, setidaknya ada empat jenis operasi, di antaranya pengangkatan kista atau fibroid indung telur, kehamilan ektopik, pengangkatan rahim atau indung telur atau keduanya, dan adhesiilisis yang memungkinkan dan bedah tubal sederhana.   Tak ketinggalan Changi General Hospital (CGH) yang terletak di kawasan timur Singapura. Rumah sakit itu ditempuh 10 menit dari bandara internasional Changi. CGH adalah anggota Singhealth dengan tiga rumah sakit dan lima pusat spesialis nasional. CGH juga menerima penghargaan JCI, yaitu akreditasi internasional dari organisasi kesehatan Amerika. Rumah sakit pemerintah itu memiliki 790 tempat tidur untuk rawat inap, 30 kamar ICU, 12 kamar operasi, ruang gawat darurat beroperasi selama 24 jam. Tak hanya itu, Changi General Hospital mempekerjakan sebanyak 2.500 staf dengan melayani 43.000 pasien rawat inap dan 338.000 pesien rawat jalan setiap tahun. Seperti rumah sakit lainnya, CGH menawarkan 25 pelayanan medis yang komprehensif dan terkini, di antaranya bedah laparoskopi terkini, endropause dan klinik khusus pria, dermatologi, THT, gastroentrologi, klinik khusus payudara, dan sport medicine. Untuk bedah laparoskopi terkini, CGH melayani bedah umum seperti bedah hati, bedah bariatrik (lapbanding); ortopedik, legamen, dan operasi tulang pinggul dan lutut; lalu urologi yang meliputi penyakit prostat dan hernia repair. Lalu dermatologi menyediakan perawatan fototerapi, laser, microdermabrasion, botox, dan chemical peels. Bagi Anda yang mengalami masalah lemah sahwat, endropause, dan masalah kesuburan, bisa datang ke Changi General Hospital. Tak hanya itu, kemajuan teknologi kedokteran di Singapura juga terlihat di bidang telinga, hidung dan tenggorokan (THT). CGH memiliki reputasi internasional dalam mengatasi masalah mendengkur dan pendengaran. Koran ini sempat mencoba pengecekan THT dengan menggunakan alat video-endoskopi computer-assisted measurement (CAM) yang dilakukan Dr Hsu Pon Poh, chief & senior consultant ENT Surgeon dan director of integrated sleep service Changi General Hospital Singapura. “Silakan lihat di layar komputer! Ada penyumbatan di lubang hidung sebelah kiri,” kata dokter spesialis itu setelah menggerakkan video-endoskopi. Dia memperlihatkan perbedaan antara lubang hidung kanan dan kiri. “Tak hanya penyempitan, ada warna ungu di dinding hidung. Ini tanda alergi,” tambahnya. Pemeriksaan tersebut tak begitu lama. Secara umum kelainan yang ada pada hidung bisa dilihat jelas menggunakan video endoskopi tersebut. Gambar yang dihasilkan dapat dilihat langsung oleh pasien, dokter, dan keluarga pasien dengan menggunakan tiga monitor yang saling berhubungan. Changi General Hospital juga memiliki klinik khusus payudara. Klinik itu ditangani dokter ahli bedah wanita, Dr Tan Su-Ming. Tak semua keluhan pasien harus diselesaikan dengan cara operasi. “Kita melakukan deteksi awal menggunakan mammografi dan pemeriksaan payudara untuk kanker dan penyakit payudara,” katanya.(*)
3. Kemajuan Teknologi Informasi dalam Dunia Kesehatan
Teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan telah merambah ke berbagai bidang kehidupan manusia termasuk juga pada bidang kesehatan. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini begitu pesatnya berkat kemajuan dalam bidang IT, sehingga begitu banyak temuan-temuan yang didapatkan dengan bantuan teknologi informasi baik dalam hal pengorganisasian suatu rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian-penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. Meskipun begitu dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi masih relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi dalam hal teknologi informasi hanya mendapatkan porsi yang kecil. Di AS saja, negara yang sudah maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% dari dananya untuk teknologi informasi.
Industri Kesehatan telah memiliki standar operasional yang baik, seperti aplikasi standar patient safety. Praktik manajemen modern, seperti ISO, telah diterapkan di industri kesehatan secara gradual. Harapan hidup pasien telah mencapai taraf yang lebih baik dibanding masa lalu, berkat profesionalitas praktisi kesehatan yang semakin baik.
Bersamaan dengan meningkatnya standar pelayanan industri kesehatan, maka tantangan yang dihadapi juga semakin meningkat. Abad ke 21 ini menjadi abad yang penuh tantangan. Berbagai macam penyakit masih menjadi tantangan utama dunia kedokteran, seperti Jantung/kardiovaskular, Kanker, HIV/AIDS, Glukoma, Diabetes, Alzheimer, Huntington, Sickle Cell dan Schizoprenia. Masyarakat saat ini mulai menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu perangkat yang penting dalam peradaban manusia untuk membantu mengatasi masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi.
Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru. Selain teknologi informasi juga memiliki kemampuan dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak daripada cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru.
Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi kesehatan
Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak dan infrastruktur.
1. Perangkat Keras
Perangkat keras atau Hardware meliputi
a. Perangkat input : keyboard, mouse, scanner, mic, dll
b. Perangkat output : monitor, printer, speaker, dll
2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau Software meliputi
a. Sistem Operasi : Windows, Linux, atau Mac
b. Program Aplikasi : Microsoft Office, Visual Basic, dll
3. Aspek Infrastruktur
Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat terbatas dan dalam kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan nama Local Area Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN).
Perangkat keras, perangkat lunak, serta infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan. Beberapa contoh penting yang akan diulas adalah:
Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan resminya, Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data model bagi rumah sakit lainnya. Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien secara lengkap, pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.

Teknologi penyimpan data portable
Pelayanan kesehatan menggunakan referral system yaitu continuity of care. Konsep pelayanan kesehatan yang memiliki tingkat konektivitas yang tinggi di tingkat primer dengan tingkat rujukan di atasnya. Syaratnya adalah adanya komunikasi data medis secara mudah dan efektif. Beberapa pendekatan yang dilakukan adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS untuk memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Smart card berisi, selain data demografis, beberapa data diagnosis terakhir juga akan tercatat. Teknologi lainnya adalah model web based electronic health record dimana pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Datadapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien. Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah barcode (atau kode batang). Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui radio frekuensi. Rumah sakit tidak lagi memerlukan barcode reader. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.

Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sudah dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army Hospital mengem-bangkan local area network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai kom-puter dari satu terminal di nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini, jaringan nirkabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggu mobilitasnya.
Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien di rumahs akit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback kepada rumah sakit.
Memang, hingga saat ini tidak ada satu rumah sakit di dunia yang dapat menerapkan konsep rekam medis elektronik yang ideal. Namun demikian, beberapa penelitian melaporkan karakteristik dan pengalaman rumah sakit dalam menerapkan rekam medis elektronik. Doolan, Bates dan James mempublikasikan suatu studi tentang keberhasilan penerapan 5 rumah sakit utama di AS.
Dan yang menerapkan rekam medis berbasis komputer dan mendapatkan penghargaan Computer-Based Patient Record Institute Davies’ Award. Kelimanya adalah :
1. LDS Hospital, Salt Lake City (LDSH) pada 1995
2. Wishard Memorial Hospital, Indianapolis (WMH) tahun 1997
3. Brigham and Women’s Hospital, Boston (BWH) tahun 1996
4. Queen’s Medical Center, Honolulu (QMC) in1999
5. Veteran’s Affairs Puget Sound Healthcare System, Seattle and Tacoma (VAPS) tahun 2000
Kelima rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dengan jumlah tempat tidur bervariasi (dari 246-712 TT). Berdasarkan kepemilikan, 3 diantaranya merupakan rumah sakit swasta non profit (1,3,4), 1 merupakan rumah sakit daerah (2) dan 1 rumah sakit tentara (5).
Rekam medis elektronis telah diterapkan untuk mendukung pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil pemeriksaan laboratoris baik berupa teks, angka maupun gambar (seperti patologi, radiologi, kedokteran nuklir, kardiologi sampai ke neurologi sudah tersedia dalam format elektronik. Disamping itu, catatan klinis pasien yang ditemukan oleh dokter maupun perawat juga telah dimasukkan ke alam komputer baik secara langsung (dalam bentuk teks bebas atau terkode) maupun menggunakan dictation system. Sedangkan pada bagian rawat intensif, komputer akan mengcapture data secara langsung dari berbagai monitor dan peralatan elektronik. Sistem pendukung keputusan (SPK) juga sudah diterapkan untuk membantu dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan riwayat alergi, pemilihan obat serta mematuhi protokol klinik. Dengan kelengkapan fasilitas elektronik, dokter secara rutin menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis serta memberikan instruksi klinis. Namun demikian, bukan berarti kertas tidak digunakan. Dokter masih menggunakannya untuk mencetak ringkasan data klinis pasien rawat inap sewaktu melakukan visit. Di bagian rawat jalan, ringkasan klinis tersebut dicetak oleh staf administratif terlebih dahulu. Kunci keberhasilan pengembangan sistem merupakan investasi untuk memperbaiki dan meningkat-kan proses klinis dan pelayanan pasien. Saat ini, seiring dengan isyu medical error dan patient safety, kebutuhan pengembangan IT menjadi semakin dominan dan klinisi perlu dilibatkan dalam perancang-an dan modifikasi sistem.Di kelima rumah sakit tersebut, berbagai upaya dilakukan, baik formal maupun non formal untuk melibatkan dokter dan dalam perancangan dan modifikasi sistem. Dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lain yang memiliki pengalaman informatik dilibatkan sebagai penghubung antara klinisi dan sistem informasi. Hal ini terutama sangat penting dalam merancangn sistem pendukung keputusan klinis. Salah satu manajer IT mengatakan bahwa “We had over 530 people involved, and doctors hired to help us design screens and everything. The doctors were very much part of the effort.”
Menjaga dan meningkatkan produktivitas klinis
Meskipun diakui bahwa penggunaan komputer menambah beban bagi dokter, tetapi rumah sakit me-nyediakan fasilitas yang sangat mendukung. Jaringan nirkabel disediakan agar dokter tetap dapat mengakses data secara mobile. Demikian juga, fasilitas internet memungkinkan mereka memantau perkembangan pasien dari rumah.
Menjaga momentum dan dukungan terhadap klinisi.
Salah satu dokter mengatakan bahwa “..We demonstrated and talked about it and evangelized the clinical staff that this was something good, something sexy, high tech and innovative and it was going to be expected to be utilized.” Karena kesemuanya adalah rumah sakit pendidikan, setiap residen di-haruskan menggunakan komputer untuk mencatat perkembangan pasien. Akan tetapi, memelihara momentum agar dokter dapat menggunakan komputer secara langsung bervariasi, dari 3 tahunan hingga satu dekade.
Aspek Teknologi dalam Bidang Medis
Tak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang teknis medis berkembang demikian pesatnya. CT Scan, generator x-ray MRI dan lain-lain adalah contoh nyata betapa alat bantu tersebut dapat lebih cepat dan tepat menentukan diagnosa yang pada gilirannya sangat bermanfaat dalam menetapkan skedul pengobatan yang sesuai. Namun, bukan berarti tanpa kendala. Tingkat kesalahan, ketrampilan dan biaya yang membengkak patut menjadi pertimbangan dalam memilih dan menentukan peralatan berbasis teknologi informasi.
Aspek Teknologi di Bidang Medis dalam Praktek
Dalam perkembangannya, peralatan teknologi sebagai penunjang yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan tindakan medis dalam praktek sehari-hari makin canggih. Laptop dan PDA adalah contoh alat bantu yang sering digunakan (di luar negeri). Penelitian tentang manfaat alat tersebut terhadap keputusan tindakan medis ternyata masih perlu pengembangan. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dasar para praktisi. Artinya, alat bantu di atas dapat memberi informasi dalam tindakan klinis namun seyogyanya disadari pula bahwa alat bantu bukan alat yang serba bisa.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan efektivitas penggunaan sistem komputer untuk memperbaiki praktek peresepan (Bates dan Gawande, 2003). Kajian yang lebih baru oleh Chaudhry, dkk (2006) menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar pelayanan medik, dan mengurangi risiko kesalahan pengobatan.
Kajian sistematis Kawanoto, dkk (2005) pada 70 penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan klinis terbukti meningkatkan pelayanan klinik pada 68% studi.
Aspek Teknologi dalam Bidang Pendidikan
Pada dasarnya Teknologi Informasi dimaksudkan untuk mempermudah proses belajar yang konstruktif dengan mengintegrasikan simulasi dan berhadapan dengan kasus realistik secara berkesinambungan sejak preklinik hingga pendidikan klinik di RS. Sebagai contoh, ketika mahasiswa belajar anatomi dengan cara konvensional, diperlukan waktu lama untuk memahami setiap bagian tubuh manusia karena harus membedahnya lapis demi lapis sebelum mengetahui organ di dalamnya. Berbeda dengan cara terkini yang bisa dilakukan dengan bantuan teknologi informasi sehingga pemahaman lebih mudah dan cepat. Fungsi zoom dapat membantu mengenal secara detail setiap bagian tubuh. Manakala mahasiswa berhadapan dengan kadaver maka bayangan detail tiap lapisan tubuh sudah melekat dalam memori.
Peran IT Akan Semakin Dominan.
Dunia IT semakin berkembang pesat. Komputer masa kini memiliki processing power yang lebih besar, namun memiliki ukuran yang lebih kecil. Sistim operasi semakin lama semakin user friendly. Linux menjadi pilihan banyak praktisi IT, karena open source. Dengan perkembangan dunia IT yang semakin maju, maka sudah seharusnya semua itu dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah kedokteran. Sekarang, sistim e-health dan asuransi kesehatan sudah sepenuhnya ditopang oleh IT. Namun, ke depannya, sudah seharusnya kedokteran klinis juga ditopang secara penuh oleh berbagai perkembangan dunia IT, seperti open source, user friendly GUI, dan multi core processor. Bioinfomatika kedokteran akan semakin berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pasien secara langsung.